Senin, 11 Februari 2013
Minggu, 10 Februari 2013
Motor Antik
Sejarah motor BSA masuk ke Indonesia!!!
Inilah becak tercepat di dunia! Sepeda motor merek Birmingham Small Arm (BSA) adalah kendaraan perang pabrikan Inggris buatan tahun 1940 hingga 1960-an. Ukuran mesinnya bervariasi dari 150cc hingga 500cc. Namun yang paling banyak digunakan adalah yang 250cc dan 500cc. Nah tuh, kebayangkan kekuatan mesinnya?Di Siantar(*), jumlahnya masih cukup banyak, sekitar seribu unit. Sebagian besar sudah dimodifikasi menjadi becak sehingga penampilannya gak sangar lagi. Hanya sebagian kecil yang dikoleksi para kolektor.
Secara umum, motor BSA masuk ke Indonesia pada masa peralihan tentara
Jepang ke tentara Sekutu (Belanda-Inggris). BSA kemudian menyebar ke
daerah-daerah jajahan Belanda, termasuk ke Siantar. Tapi tak banyak
yang mengetahui jika masuknya motor BSA dalam jumlah besar ke Siantar
justru bukan dibawa oleh tentara Belanda.
Buku pelajaran sejarah kita waktu SMA lupa mencatat atau mungkin tidak mencatat bahwa tentara NICA yang mendarat ke Indonesia membawa BSA-BSA mereka (tentunya punya angkatan bersenjatanya donk) ke Indonesia. Saat NICA yang di-boncengi Belanda pulang ke negara asal-nya (setelah perundingan-perundingan), mereka meninggalkan BSA nya di Indonesia. Lho ga sayang ta? hmm ga tau juga sih. Tapi para tentara bule Amerika di Filipina juga meninggalkan mobil Jeep mereka di Filipina saat pulang ke Amerika. Anggap saja mereka sudah kaya hahahaha
“BSA adalah sisa-sisa perang dunia kedua. Belanda yang membawanya ke
sini. Tapi walau sebelumnya sudah ada motor BSA dalam jumlah kecil di
Siantar, masyarakat Siantar sendiri yang berperan besar membawa BSA
masuk ke kota berhawa sejuk ini,” kata Erizal Ginting, Ketua BSA Owners
Motorcycle Siantar (BOM’S). Masa sih?
Ketika penjajah minggat dari Indonesia, motor-motor BSA kehilangan
tuannya. Tak ada sparepart dan teknisi yang mumpuni di Indonesia. Nasib
Motor BSA pun berakhir tragis. Ada yang ‘tergolek’ di gudang atau yang
terdampar di jalanan. Motor BSA jadi barang rongsokan. Adalah Mbah
Lanang (67 tahun), sesepuh BOM’S yang mengawali cerita ini semua.
Menurut Mbah Lanang, tahun 1958, ia dan rekan-rekannya berburu BSA
hingga ke pulau Jawa: Surabaya dan Jakarta. Kedua provinsi ini adalah
sarangnya motor BSA. Lalu motor BSA diangkut dengan "Almarhum" Kapal
Tampomas II dalam jumlah besar. Kemudian sekitar tahun 1960-an, Mbah
Lanang dan rekan-rekannya memodifikasi motor BSA untuk dibuat sebagai
becak. Sejak itulah awalnya Kota Siantar dikenal sebagai ‘Kota berBecak
BSA’.
“Saya
mengetahui sejarah masuknya BSA ke Siantar. Mbah Lanang menjadi salah
seorang saksi sejarah yang mendatangkan BSA ke Siantar ini,” ujar
Erizal Ginting yang juga seorang budayawan Siantar.
Sejarah BSA di Kota Siantar pun dimulai. Ketiadaan sparepart dan
teknisi mulai bisa dipecahkan agar nasib motor BSA tidak tragis seperti
di Surabaya dan Jakarta. Dengan kerja keras, orang-orang Siantar
menciptakan sendiri sparepart BSA yang tak mungkin didatangkan bahkan
dari tempat kenderaan ini dibuat (Birmingham,Inggris). Orang-orang
Siantar pun, terutama pemilik motor BSA, mulai belajar membedah mesin
BSA.
Mereka sudah bisa menciptakan sendiri onderdil untuk motor BSA. Ada
beberapa pabrik-pabrik mini yang mampu memproduksi spare part motor BSA
di Siantar. Mulai dari karburator, hingga pelek. Dengan sedikit
kreatifitas, disulaplah karburator Kawasaki BINTER menjadi karburator
BSA. Juga, jangan heran melihat pelek dan blok mesin motor tua ini
kinclong bak motor keluaran tahun mutakhir. Becak BSA pun tetap tegar
menjelajahi jalanan di Kota Siantar. Suaranya hingar-bingar, terkadang
kalo lewat di depan rumah, siaran TV pun ikut bergetar.
Brum..brum...duk..duk...duk...brum pletak... (kok pletak?) Iya, kadang
knalpotnya mengeluarkan letupan seperti suara meriam bambu. terutama
untuk mesin yang berukuran 500cc. Apalagi terkadang abang-abang becak
ini suka iseng mengisi bahan bakar BSA nya dengan minyak tanah bukan
bensin. Biar murah! kata mereka. Hehehe, ada-ada saja.
Karena suaranya ini pula, seorang rekan dari Medan menyebutnya HELICAK.
"Suaranya kaya' Helicopter tapi kok ternyata becak", selorohnya.
Goyangan di kursi penumpangnya mantap karena dipasang per mobil di
bawah gandengan. Sehingga, menjadi penumpang di becak ini seakan naik
ayunan....geot...geot...naik turun, nyaman sekali.
Pada tahun 1980-an, ketika PSMS medan sedang jaya-jayanya di kompetisi
Perserikatan PSSI, banyak supporter dari Siantar berduyun-duyun ke
Stadion Teladan Medan naik Becak ini. Ini luar biasa, mengingat jarak
Siantar-Medan adalah 128 km. Ayo, becak mana yang mampu menempuh jarak
sejauh itu? Kalo becak di Jogja melakukannya, wah bisa gempor
mengkayuhnya! Hehehehe....
Mungkin, becak Siantar merupakan becak tercepat didunia, bahkan mungkin
tercanggih juga....500cc!! Bisa ikutan MotoGP gak ya? jadi pengen
ngebayangin Valentino Rossi pake BSA!! Bisa senewen tujuh turunan dia!
Langganan:
Postingan (Atom)